Telah lama jemarinya tertahan.
Sebab tubuh yang menjadi kaku.
Dari perasaan yang sempat membalu.
Kini Ia mulai beringsut tuk memulihkannya.
Gadis itu ingin bercerita tentang banyak hal dari Lelaki yang Paling Dicintainya.
Lelaki yang Gadis itu cintai kini telah pergi.
Meninggalkan beberapa mimpi diantara mereka yang belum terselesaikan.
Meninggalkan keinginan mereka yang belum tuntas.
Bahkan ada kata-kata yang belum sampai untuk diucapkan.
Lelaki itu pergi saja.
Gadis itu tak sepicing pun melihatnya pergi.
Yang Ia tahu lelaki yang paling dicintainya itu ,kini takkan pernah hadir lagi untuknya.
Lelaki yang gadis itu cintai kini telah pergi.
Gadis itu hanya bisa mendekap berkas-berkas pengorbanan lelaki yang paling ia cintai itu.
Atas kulitnya yang kian legam terpanggang matahari agar memampukan gadis mungilnya itu tersenyum bahagia setiap hari.
Atas tubuhnya yang dulu kekar lalu dimakan waktu menjadi kurus dan terbungkuk agar memastikan gadisnya itu tumbuh dalam kesejahteraan.
Atas luka-luka dikehidupannya yang selama ini disembunyikan dalam gurat wajah yang selalu tampak tegar dan teduh agar gadisnya itu merasa aman.
Atas kaki yang melangkah di atas bara tantangan yang ganas untuk memenangkan perjuangan menghidupkan gadisnya itu.
Aduh….semuanya itu terasa amat merenyuhkan
Tahu bagaimana rasanya jika kamu menjadi gadis itu ?
Lelaki yang paling gadis itu cintai kini telah pergi.
Menuju tempat yang telah pasti.
Namun langkahnya tak lagi menderap di bumi.
Gadis itu hanya dapat melihat jejak perjalanannya saja.
Adakalanya jejak itu, menjadikannya menghirup kembali hembusan kenangan di masa lalu.
Masa dimana gadis itu melakukan banyak hal dengan lelaki yang paling ia cintai.
Betapa pun kata-kata yang di sampaikan pada telinga gadis itu untuk menghentikan kesedihan, tentu belum mampu menghalau kenangan yang setia menari di teater ingatannya.
Jadi biarkan saja dulu begitu.
Ada waktu untuknya perlahan menempatkan kepergian itu tak lagi pada kesedihan.
Ada waktunya. . .!
Lelaki yang paling gadis itu cintai kini telah pergi.
Jika ada alat untuk menghancurkan dimensi.
Tentu itulah yang paling ia minta dalam sajak-sajak do’a saat ini.
Sehingga gadis itu bisa bercerita banyak hal kepada lelaki yang paling dicintainya itu.
Tentang sejarah diantara mereka dimasa lalu, Tentang apa ia lakukan hari ini, tentang impiannya dimasa depan,atau menanyakan banyak hal lainnya.
Karena gadis itu tau, lelaki yang paling dicintainya itu sangat setia mendengarkan apapun celotehan dari bibirnya. Sesekali tersenyum mendengarkan. Sesekali memberi komentar. Sesekali mengamini beberapa harapannya.
Jika ada alat untuk menghancurkan dimensi.
Tentu itulah yang paling ia minta dalam sajak-sajak do’a saat ini.
Sehingga lelaki itu mengerti bagaimana perasaan gadis itu saat ini.
Mungkin dengan begitu hatinya akan lebih lega.
Setelah sekian banyak kesedihan yang menyirami jiwanya.
Karena lelaki itu pergi begitu saja dan tak mau lagi kembali atau tak boleh lagi kembali.
Kepergian lelaki yang paling ia cintai itu mengajarinya banyak hal.
Bahwa memang apapun yang dicintainya dari dunia ini satu persatu akan pergi meninggalkannya.
Kapanpun yang Tuhan berkehendak.
Siap tidak siap ia harus terima.
Karena itu ketetapan Langit.
Gadis itu hanya bisa termangu dalam kepiluaan.
Sembari mengusap cairan yang menyucur dari matanya.
Sekarang Ia tengah dilatih Tuhan mengikhlaskan kepergian apa yang pernah dititipkan.
Sekarang Ia sedang diuji Tuhan dalam kesabaran dan kekuatan hati.
Tahu bagaimana rasanya jika kamu menjadi gadis itu ?
Tahu bagaimana rasanya kehilangan yang paling dicintai ?
Kamu akan mengerti….
Karena lelaki itu adalah sebab Ia ada untuk kehidupan ini.
Karena lelaki itu yang setia Ia panggil dengan sebutan AYAH.
#Perjalanan_untuk_sebuah_mimpi
Sebab tubuh yang menjadi kaku.
Dari perasaan yang sempat membalu.
Kini Ia mulai beringsut tuk memulihkannya.
Gadis itu ingin bercerita tentang banyak hal dari Lelaki yang Paling Dicintainya.
Lelaki yang Gadis itu cintai kini telah pergi.
Meninggalkan beberapa mimpi diantara mereka yang belum terselesaikan.
Meninggalkan keinginan mereka yang belum tuntas.
Bahkan ada kata-kata yang belum sampai untuk diucapkan.
Lelaki itu pergi saja.
Gadis itu tak sepicing pun melihatnya pergi.
Yang Ia tahu lelaki yang paling dicintainya itu ,kini takkan pernah hadir lagi untuknya.
Lelaki yang gadis itu cintai kini telah pergi.
Gadis itu hanya bisa mendekap berkas-berkas pengorbanan lelaki yang paling ia cintai itu.
Atas kulitnya yang kian legam terpanggang matahari agar memampukan gadis mungilnya itu tersenyum bahagia setiap hari.
Atas tubuhnya yang dulu kekar lalu dimakan waktu menjadi kurus dan terbungkuk agar memastikan gadisnya itu tumbuh dalam kesejahteraan.
Atas luka-luka dikehidupannya yang selama ini disembunyikan dalam gurat wajah yang selalu tampak tegar dan teduh agar gadisnya itu merasa aman.
Atas kaki yang melangkah di atas bara tantangan yang ganas untuk memenangkan perjuangan menghidupkan gadisnya itu.
Aduh….semuanya itu terasa amat merenyuhkan
Tahu bagaimana rasanya jika kamu menjadi gadis itu ?
Lelaki yang paling gadis itu cintai kini telah pergi.
Menuju tempat yang telah pasti.
Namun langkahnya tak lagi menderap di bumi.
Gadis itu hanya dapat melihat jejak perjalanannya saja.
Adakalanya jejak itu, menjadikannya menghirup kembali hembusan kenangan di masa lalu.
Masa dimana gadis itu melakukan banyak hal dengan lelaki yang paling ia cintai.
Betapa pun kata-kata yang di sampaikan pada telinga gadis itu untuk menghentikan kesedihan, tentu belum mampu menghalau kenangan yang setia menari di teater ingatannya.
Jadi biarkan saja dulu begitu.
Ada waktu untuknya perlahan menempatkan kepergian itu tak lagi pada kesedihan.
Ada waktunya. . .!
Lelaki yang paling gadis itu cintai kini telah pergi.
Jika ada alat untuk menghancurkan dimensi.
Tentu itulah yang paling ia minta dalam sajak-sajak do’a saat ini.
Sehingga gadis itu bisa bercerita banyak hal kepada lelaki yang paling dicintainya itu.
Tentang sejarah diantara mereka dimasa lalu, Tentang apa ia lakukan hari ini, tentang impiannya dimasa depan,atau menanyakan banyak hal lainnya.
Karena gadis itu tau, lelaki yang paling dicintainya itu sangat setia mendengarkan apapun celotehan dari bibirnya. Sesekali tersenyum mendengarkan. Sesekali memberi komentar. Sesekali mengamini beberapa harapannya.
Jika ada alat untuk menghancurkan dimensi.
Tentu itulah yang paling ia minta dalam sajak-sajak do’a saat ini.
Sehingga lelaki itu mengerti bagaimana perasaan gadis itu saat ini.
Mungkin dengan begitu hatinya akan lebih lega.
Setelah sekian banyak kesedihan yang menyirami jiwanya.
Karena lelaki itu pergi begitu saja dan tak mau lagi kembali atau tak boleh lagi kembali.
Kepergian lelaki yang paling ia cintai itu mengajarinya banyak hal.
Bahwa memang apapun yang dicintainya dari dunia ini satu persatu akan pergi meninggalkannya.
Kapanpun yang Tuhan berkehendak.
Siap tidak siap ia harus terima.
Karena itu ketetapan Langit.
Gadis itu hanya bisa termangu dalam kepiluaan.
Sembari mengusap cairan yang menyucur dari matanya.
Sekarang Ia tengah dilatih Tuhan mengikhlaskan kepergian apa yang pernah dititipkan.
Sekarang Ia sedang diuji Tuhan dalam kesabaran dan kekuatan hati.
Tahu bagaimana rasanya jika kamu menjadi gadis itu ?
Tahu bagaimana rasanya kehilangan yang paling dicintai ?
Kamu akan mengerti….
Karena lelaki itu adalah sebab Ia ada untuk kehidupan ini.
Karena lelaki itu yang setia Ia panggil dengan sebutan AYAH.
#Perjalanan_untuk_sebuah_mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar