Kamis, 25 Oktober 2018

Pengaruh Belajar pada Pendidikan Anak

Perbincangan tentang pendidikan di Indonesia selama bertahun-tahun masih menjadi topik hangat. Tentunya pendidikan tidak akan pernah terlepas dari sistem pembelajaran. Tidak sedikit ahli, praktisi, dan para akademisi yang bergulat pada riset-riset dunia pembelajaran dan teori-teori belajar. Saat ini, sebagian besar fesyen adopsi pengetahuan seputar dunia pendidikan di Indonesia masih kental pada kiblat barat. Katakan saja, tumbuhnya ide-ide dalam kurikurum nasional saat ini maish menjaring dari pemikiran Bloom dan Anderson. Seorang ahli pendidikan yang konsentrasi di bidang kognitif. Bukan hanya itu, survei-survei mengenai teori belajar modern pun mengacu pada buku-buku luar seperti "Accelerated Learning in the Classroom" milik Alistair Smith atau contoh lainnya buku "Accelerated Learning for 21 st Century" milik Malcolm J. Nocholl. Secara umum, memang insight yang berasal dari temuan mutakhir di dunia pendidikan barat memberikan angin segar bagi pembaharuan kurikulum pendidikan di Indonesia. Namun. ada hal yang berbeda dalam value dunia pendidikan Barat yakni pada tujuan pendidikannya.

Adopsi dari sistem pembelajaran Barat, semestinya tidak diaplikasikan secara mentah saja pada kegiatan belajar dan mengajar di kelas dalam pendidikan di Indonesia. Memang harus ada yang dipilah dan dipilih. Karena sistem pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik akan menjadi wajah pendidikan anak-anak Indonesia kedepannya. Perlu adanya jembatan yang menghubungkan model belajar yang diadopsi dari barat dan eksistensi nilai-nilai religius dalam pembelajaran tersebut. Misalnya, jika dalam sudut pandang pendidikan di barat model belajar diorientasikan pada kebutuhan sosial dan ekonomi sehingga ditumbuhkan kecakapan-kecakapan seperti: 21st skill team work, argumentation skill, problem solving, literation skill, dan decision making skill. Kemudian ada juga  model belajar yang diorientasikan hanya sebatas untuk perkembangan pemikiran semata maupun ditujukan sesuai kebutuhan industri. Dalam hal ini, mulailah diperkenalkan STEM (Science, Technology, Engineering, and Match), PjBL (Project Based Learning), dan model pembelajaran sains lainnya yang mendukung dalam Revolusi Industri 4.0 dewasa ini. Apabila kurikulum yang disusun terkungkung hanya pada adopsi dari sistem pembelajaran Barat tanpa ada adaptasi dengan nilai-nilai religius, akan timbul kekhawatiran bahwa para peserta didik akan memobilisasi pemikirannnya tentang kehidupan ini hanya sebatas dunia materialistik. Dalam hal ini, para  pendidik mesti memiliki trik dan taktik dalam mengajar untuk tetap menanamkan nilai-nilai religius selama pembelajaran terlepas melalui apapun model pembelajaran yang diaplikasikan. 


* dokumentasi pemikiran 25-10-2018 @Perpustakan UPI

Selasa, 16 Oktober 2018

Dunia

Selama di dunia maka kita hanya menjalani satu prosesi ujian ke prosesi ujian lainnya. Sekali lagi Allah ingin memberikan hadiah terindah pada setiap prosesi yang berhasil dilewati dengan baik. Melalui proses-proses ujian  dengan baik yakni dengan belajar menerima, berdamai dengan diri sendiri, lalu berusaha untuk bertahan dengan kesabaran sekuatnya. Kita juga tahu kan, bahwa kuatnya kita bersabar sangat bergantung pada kuatnya keimanan. Lantas keimanan bergantung dengan kegigihan diri dalam menjalani ketaatan. Bukan hanya taat dalam menjalani perintah melainkan juga taat dalam menjauhi apa yang dilarang.

Yakin saja semua akan baik-baik saja di akhir. Memang awal saat menjalani terasa sangat melelahkan, sangat membuat diri penuh rasa cemas dan sangat mendebarkan. Tidak masalah, jika bisa yakin bahwa Allah Maha Baik dan Allah akan membuat semua menjadi lebih utuh indahnya di akhir. Hal yang bisa kita syukuri adalah setiap ujian akan menambah derajat kita disisi Allah dan akan membatu setiap dosa² kita berguguran.

Semua  perih dan semua duka yang kita jalani hanya untuk membersihkan diri kita. Allah Maha Baik dan Sangat Maha Penyayang mana mungkin ada dari skenario nya yang bermaksud untuk tuk membuat kita terluka. Semua hanya agar kita lebih sadar diri dan  agar Allah tahu sebatas mana ganjaran sabar yang akan diberikan.

Membedah Watak Kaum Yahudi dalam Al-Qur'an dan as-Sunnah.

Selasa, 16 Okt 2018 @DT
Ust. Roni Abdul Fatah

Memahami watak kaum Yahudi dalam memimpin akan memberikan sebuah pemahaman atas apa yang terjadi pada kaum muslimin saat ini. Memang pada hakikatnya, kemenangan itu dipergulirkan sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Ali-Imraan: 140. Selama 3,5 Abad puncak kejayaan ditahtai oleh kaum  muslimin. Namun, tak selamanya kaum mukminin yang memegang tampuk kekuasaan dalam memimpin peradaban bumi. Ada saatnya, tepat pada fase Mulkan Jabariyyah, kaum muslimin akan dipimpin oleh pemimpin yang dzalim. Fase tersebut adalah level keempat dari lima fase sebelum terjadinya kehancuran dunia yang sesungguhnya.

Sebelum fase keempat, kaum muslimin disatukan dalam kalimat 'la Ilaha illallah'. Mulai  dari fase An-Nubuwah, fase al-Khilafah 'ala Manhaj An-Nubuwah, fase  Mulkan 'Adhdhon. Namun saat kaum muslimin mulai meninggalkan syari'at Islam dan jauh dari tauhid maka Allah uji dengan dicabutnya kekuasaan dari kaum muslimin agar mereka dapat memetik hikmah darinya. Maka mulai lah fase keempat yakni Mulkan Jabariyyah. Disinilah bermekaran organisasi-organisasi yang memobilisasi pemikiran Yahudi untuk menguasai dunia, seperti PBB. Oleh karena itu, kita sangat dituntut untuk istiqamah dalam iman. Sebab fase menuju fase akhir  zaman begitu banyak fitnah. Beberapa fitnah tersebut muncul dari permusuhan kaum Yahudi terhadap kaum muslimin. Pernyataan ini disampaikan dalam Q.S. al-Maidah: 82 dan Q.S. Al-Baqarah:120. Belum lagi fitnah virus para munafiqin. Didalam muslimin tidak semuanya mu'min diantara mereka ada yang munafiqin. Keberadaan para munafiqin inilah yang melemahkan eksistensi kaum muslimin.

Terblow-up nya LGBT pun adalah bagian dari makar Yahudi

Manusia

Kaki itu menjadi lelah bila terus dibawa berjalan, berlari, bahkan merangkak. Rasa lelah itu bukan untuk membuat kita malas melangkah lagi bukan juga alasan untuk tidak mau memulai lagi berjalan. Bisa jadi dengan rasa lelah itu kita mampu belajar tentang hakikat batas kemampuan diri. Ada saatnya pada titik tertentu kita butuh ruang rehat, kita harus istirahat sejenak atau beberapa waktu. Tempat yang membuat kita semakin yakin bahwa kita sebenarnya manusia yang lemah tanpa dikuatkan-Nya. Lambat laun, kesadaran yang bernaung dalam kontemplasi panjang mengajarkan kembali untuk melangkah dengan rendah hati, tanpa ada rasa sombong. Kita ini hanya manusia, kan?

Senin, 15 Oktober 2018

Menemukan Diri Sendiri

Ada dari mereka yang selalu butuh ruang menyendiri. Tempat yang baginya dapat membuat diri itu lebih   khusyuk dalam berkontemplasi akan makna kehidupan.

Selepas banyak aktifitas yang melelahkan, pikiran yang bercampur aduk, hati yang penuh kecemasan, tuntutan kehidupan, dan sekian kerumitan lainnya yang mesti dijalani. Hal-hal begitu membuatnya kehilangan diri sendiri.

Bisa jadi ruang sendiri, tempat dimana ia hanya menghadirkan dirinya dan Tuhan di dalam hati, memulihkan kembali semua jati diri yang menguap.

Kembalilah kepangkuan Rabbmu, disana kau akan temukan siapa dirimu sebenarnya.

Jumat, 05 Oktober 2018

Berubah

Kita tidak pernah sanggup menghentikan roda kehidupan ini.
Ia akan tetap melaju dalam irisan waktu, tanpa bisa dikendali. Apapun yang ada di hari kemarin akan menjadi sejarah dan semua yang ada di hari ini akan menjadi catatan yang dipertanggungjawabkan  nantinya. Semua perjalanan hidup ini tidak pernah stagnan. Akan ada yang berubah, selalu ada yang berbeda dari fase awal menuju batas akhir amanah hidup ini. Orang yang muda akan beranjak tua, mereka yang hina boleh jadi akan mulia atau sebaliknya, ada yang disempitkaan hidupnya lalu diuji dengan kelapangan, ada yang sehat kemudian di pahalai dengan sakitnya, ada kurang ilmu lalu Allah karuniakan pengetahuan baginya, pada akhirnya setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Selasa, 02 Oktober 2018

Tantangan

Setiap jalan dipilih akan melibatkan banyak hal di dalamnya. Kadang, tak pernah terpikirkan tentang sekelumit   tantangan dalam pilihan itu. Dalam lemah hati saat jauh dari mengingat-Nya menghadirkan riak-riak kekhawatiran. Apakah semua akan baik-baik saja?. Memang begitu rapuh manusia tanpa sebuah keyakinan. Segenap tantangan dalam pilihan itu tidak untuk membuat diri merasa risau, kan? Namun agar diri itu semakin terhubung pada Allah. Masalah bukan lagi perihal lulus menyelesaikan dengan kemampuan sendiri, tapi tentang sekuat apa diri memohon pertolongan Allah untuk menyelesaikannya.

Nona, kamu lagi diinginkan Allah untuk bertumbuh lebih dewasa dan semakin baik keyakinannya pada Allah.
Semakin dekat dengan Allah, semakin ringan untuk memasrahkan diri. Ada titik yang disana kamu tak perlu melakukan banyak hal kecuali mendekat pada Allah dengan air mata taubat yang sungguh-sungguh.
Kembali lah pada Allah Nona, Dia rindu akan sendu tangismu di sujud malam.