Dia tengah belajar, amat giat bahkan.
belajar untuk layak di hari kelak saat bersamamu.
belajar untuk mencintai mu dengan cara yang paling Allah ridhoi.
Semua sajak telah menjadi tempias rasanya dan rasa itu harus belajar tahu diri, bahwa ia hanya pergulatan romansa hati.
Terkisahlah...
Betapa inginnya rembulan itu untuk menjumpai matahari.
Tapi,
Waktu masih ingin ia belajar lebih baik.
Lebih baik menata rasa. Lebih hebat mengelola ingin. Lebih pandai memanajemen hati.
Bila rasa itu adalah amanah hati. Maka hati itu harus tunduk pada Dzat Yang Maha Menggenggam segala hati.
Duhai yang kelak bersamanya...
Ia tengah berupaya untuk bisa menjadi rembulan yang kelak dimampukan-Nya tuk memberi ketenangan dalam resah mu, rumah paling meneduhkan dari gerahnya hari, dan sosok yang memberimu rasa damai saat bersama.
Semoga ia kuat dalam taat, kelak agar ia bisa selalu kuat bantu lah ia menjalani ketaatan pada Rabbnya.
Semoga ia Indah dalam iman, kelak agar ia selalu indah bantu teguhkan ia dengan keimanan.
Semoga ia berbinar dalam takwa, kelak agar ia dapat selalu berbinar bimbinglah ia selalu di jalan takwa.
Kini ia tengah belajar...belajar banyak hal.
Mengatur ritme rindu supaya bersimfoni mesra dengan iman.
Mengatur jeda harap, mudah-mudahan lapang dada menerima semua ketetapan-Nya.
Mengatur ruang sabar, karena ia menyadari dirinya hanyalah milik Allah dan akan kembali pada Allah.
Ia tengah belajar tentang perannya membangun peradaban.
Sebab ia akan mendidik generasi.
Sebab ia lumbung generasi unggul.
Sebab ia yang dapat menghancurkan atau menyokong peradaban bangsa nan gemilang.