Selasa, 22 Juli 2014

Menerjang Kantuk Meraih Berkah Subuh

      Ini bukan kisah sang bijak, ulama, apalagi Nabi dan Rasul. Semua mutlak dari pengalaman saya yang selama bertahun-tahun selalu berjuang keras untuk menyentil perhatian Allah, memancing rahmat-Nya pada subuh hari. Memang kedengarannya menggelikan sekali, maaf jika cerita ini terlalu meng-hiperbolakan suasana. Saya akan membuka lapak tulisan ini dari sebuah ayat al-Qur'an dalam Q.S. al-Fajr:1, "Demi Fajar". Selain di ayat ini ada beberapa surah serupa yang mengumbar kalimat sumpah Allah pada waktu fajar menyingsing. Tentunya kata sumpah itu bukanlah hal yang dapat dianggap enteng saja. Yang bersumpah adalah Allah broooo !, Tuhan semesta alam, sahabat dapat menyaksikan begitu tak terungkap oleh kata-kata, tak sanggup dideskripsikan oleh bahasa atas segala yang Allah ciptakan di seantaro jagad raya ini, komplit berserta aset-aset hukum alam yang mengaturnya. Iya kan ?. Nah, kalau sudah tahu hal ini, terus saya harus bagaimana. Tentunya harus mengatur strategi untuk menjadi pejuang subuh, alias jihad melawan kantuk demi berkah subuh tuk mencapai ridho Allah. Bukan main sahabat..... beratnya !. Apalagi harus menerobos suasana senyap dan debur temperatur yang lebih mengasyikkan dalam balutan selimut.
      Saya masih sering gagal menjadi pemenang dalam pertarungan subuh ini. Jika persentasikan, angka KO saya lebih dominan (feel sad). Setiap usai shalat fardhu, hati saya kerap tersedu sedan mengadu pada Allah dalam untaian doa yang kalimatnya amat sederhana, "Ya Allah tolonglah hamba untuk tidak tidur setelah shalat subuh, beri hamba kekuatan untuk dapat beramal shalih pada pagi hari, mohon ya Allah, mohon". sembari kristal bening mengucur dengan sungguh-sungguh menganak arus ke gravitasi bumi. Saya teramat sadar bahwa jika saya tidur setelah shalat subuh, saya telah mengingkari nikmat waktu subuh yang tidak semua insan diberi kesempatan dan kesehatan dalam memanfaatkannya. Tak ayal pula lah, tekad untuk berubah itu selalu saya kobarkan. Kadang saya melirih dalam hati, kapan do'a ini akan Allah kabulkan. meskipun saya tahu semua itu harus diperjuangkan, bukan hanya sebatas secarik do'a saja. Maklum saya ngebet banget dapat berkah subuh setiap hari sahabat.
      Laluuuuu.......! Akhirnya saya berhasil di pagi ini. Alhamdulillah, jadi pemenang dan pejuang berkah subuh. Seperti rutinitas biasa dikeluarga. Saya selalu mengajak orang tua dan abang untuk mengakhirkan sahur, jika bangun lebih awal dihiasi dengan Tahajud dulu, atau tilawah gitu. !. setelah sahur, melengangkan langkah ke mesjid bersama. Lalu dilanjutkan lagi tilawah sebentar.  Ada bisikan halus, "kamu kan tidurnya 00.30 WIB dini hari trus bangun lagi jam 03.30 WIB. sedikit sekali waktu tidurnya, sudah semestinya pagi ini rehat sejenak melanjutnya tidur", sembari mengusap-ngusap mata. husssssss, Zzzzzzzzz, plak  !!! kepala pun syahid di atas bantal. hehehe....... Ini dia yang salah.Tapi tidak lagi tubuh ini berceceran di atas kasur untuk sekarang, hari ini dan esok. InsyaAllah. Begini..... ternyata sujud lama-lama itu bisa menghilangkan rasa kantuk. Saya sudah coba dan atas izin Allah berhasil. Caranya, yah kalau saya selalu ingat bahwa hidup saya ini memang harus untuk mengejar ridho dan cinta Allah, saya harus bersaing amal dengan pada mujahidin terdaluhu dan sekarang, saya tidak mau tinggal dibarisan terbelakang dalam posisi kemulian di hadapan Allah, saya selalu menghembuskan motivasi begitu nikmatnya melihat wajah Allah dan itu tidak mudah bro harus ada perjuangan dan mengupas pengorbanan ekstra. (Ah lebay ne).  Oh ya, di sujud yang mana harus dipanjangkan. Pada sujud shalat sunah syuruq (waktu terbit matahari). Rencana untuk berbaring digantikan dengan aktifitas shalat sunah syuruq dulu dan panjangkan sujudnya dan dalamnya baca do'a yang ada di alma'tsurat sesanggupnya. InsyaAllah otak akan lebih segar dan cling-clong lah.
       Selain itu, adakalanya saya mencoba senam sambil menghidupkan nasyid agar tidak ngantuk pada pagi hari. Alhamdulilah ini sering juga berhasil sahabat. Tidur setelah shalat subuh atau tidur di pagi hari selain tidak mendapat berkah subuh juga tidak sehat apabila ditinjau secara medis. Ah, saya tidak perlu menguraikan panjang lebar lagi kan ? saya yakin sahabat semua sudah pada tahu.Apapun kondisi kita upayakanlah selalu untuk tetap beraktifitas pada pagi hari dan musuhilah rasa kantuk raihlah berkah subuh.
     Semoga kisah ini bermanfaat, mampu menjadikan saya istiqamah dalam perubahan ini. Amiin. jika ada yang salah mohon diperbaiki, jika ada tips tambahan mohon diinformasikan, jika ceritanya berlebihan ya ambil yang baik-baiknya aja.

Minggu, 20 Juli 2014

Pengahafal Qur'an, Buah Ketakutan Musuh Allah

“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat.” (HR. Tirmidzi)

SEPERTI yang telah kita ketahui bersama bahwa perang antara Israel-Palestina (HAMAS) tidak akan ada hentinya entah sampai kapan. Israel terus menerus melakukan pembantaian-pembantaian terhadap warga Palestina, entah dengan cara sadis ataupun menggunakan siasat licik yang lemah lembut.

Perlu diketahui bahwa dari sekian ribu jiwa korban keganasan perang Israel, 75% diantara mereka adalah anak-anak dan wanita. Berbagai alasan disampaikan oleh Israel mengenai korban tersebut, inilah, itulah bahkan sebagian besar alasannya sangat tidak masuk akal sama sekali dan terkesan mengada-ada. Lebih parahnya lagi Negara-negara dunia seakan tidak mampu menghentikan ini semua, termasuk negara-negara arab sendiri.

Banyak dari kita yang mempertanyakan kenapa Israel tega menghabisi nyawa anak-anak Palestina? Ada yang bilang memang tabiat Israel yang kejam dan biadab, ada juga yang bilang Israel takut akan pertumbuhan anak-anak Palestina. Karena anak-anak yang terlahir adalah generasi masa datang yang gemilang. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya dan masuk akal juga.

Berikut ini akan dijelaskan mengapa Israel menjadikan anak-anak Palestina sebagai target operasi mereka selain kelompok HAMAS tentunya.

Pada penyerangan Israel terhadap Palestina pada Desember 2008 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan tahun 1429 H, pimpinan HAMAS Ismail Haniyah melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang telah hafal Al-Qur’an. Dan ternyata anak-anak yang sudah hafal 30 juz Al-Quran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi.

“Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Al-Quran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” Demikian pemikiran yang berkembang di dalam pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Al-Quran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel, menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan Al-Qur’an. Tidak ada main Play Station atau game bagi mereka.

Namun kondisi tersebut memacu mereka untuk menjadi para penghafal Al-Quran yang masih begitu belia. Dan pada saat itu, karena ketakutan Zionis Yahudi, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Itulah sebagian alasan mengapa HAMAS memberlakukan syarat-syarat yang amat berat untuk menjadi anggota mereka, diantaranya Hafidz Al-Qur’an dan tidak pernah meninggalkan shalat fardhu terutama shalat subuh.

Teringat sejarah emas tentang kejayaan Islam di masa kekhalifahan dahulu. Dan rahasia besar yang perlu dicatat dalam masa itu adalah umat Islam tidak pernah jauh dengan Al-Quran, tidak pernah melepaskan hadits Rasulullah saw menjadi pedoman. Seperti dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. pernah bersabda.

“Telah kutinggalkan untuk kalian dua hal. Jika kalian berpegang teguh dengan keduanya, maka kalian tidak akan pernah sesat, yaitu Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik).

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Apa yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk membina generasi penerus bangsa?

Belajarlah dari Palestina, walaupun mereka dikurung oleh penjajahan Zionis, nyawa mereka terancam setiap saat, setiap menit bahkan setiap detik, tapi itu semua tidak menyurutkan niat mereka untuk dekat dengan Sang Khalik dan mendalami lebih dalam dan lebih jauh tentang Agama Islam.

Israel memang unggul dalam segi jumlah pasukan dan perlengkapan tempur yang berteknologi paling tinggi. Tapi rakyat Palestina memiliki semangat juang yang tinggi, mereka berani mati demi kebebasan mereka, anak cucu mereka. Mendapat syahid dengan janji bertemu Rabb dengan leluasa tanpa tabir apapun

Sabtu, 19 Juli 2014

Kisah Teladan di Bulan Ramadhan

Imam Syafi’i

Imam asy-Syafi’i adalah teladan dalam kesungguhan dan fikih. Beliau juga adalah panutan dalam keimanan, ketakwaan, wara’, dan ibadah. Ar-Rabi berkata, “Syafi’i membagi malam menjadi tiga bagian: sepertiga pertama untuk menulis, sepertiga kedua untuk shalat, dan sepertiga sisanya untuk tidur”.

Beliau rahimahullah tidak membaca Alquran kecuali dalam shalatnya. Al-Muzani mengatakan, “Aku tidak melihat asy-Syafi’i membaca Alquran pada malam hari kecuali saat beliau shalat”. Imam asy-Syafi’I juga disifati dengan hikmah dan dermawan, serta sifat-sifat dan akhlak-akhlak terpuji lainnya.

Yang menakjubkan dan rasa-rasanya sulit dijangkau dengan akal kita karena kekurangan yang ada pada kita, Imam asy-Syafi’i mengkhatamkan Alquran sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan. Beliau membacanya saat shalat dan di luar shalat.

Dari sini kita dapat memahami alangkah berkahnya waktu Ramadhan Imam asy-Syafi’i. Beliau memanfaatkan waktu-waktu tersebut sehingga bisa mengkhatamkan Alquran dua kali dalam sehari.

Abduullah bin Umar

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu selalu berbuka bersama anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Penghasilannya tidak ia nikmati sendiri, ia senantiasa membagikannya kepada orang miskin dan yang membutuhkan. Ayyub bin Wa-il ar-Rasibi pernah melihat Abdullah bin Umar mendapatkan uang sebanyak 4.000 dirham dan kain. Di hari berikutnya Ayyub melihatnya berada di pasar membeli sebuah hewan untuk dikendarai. Ayyub pun menemui keluarga Abdullah bin Umar dan bertanya tentang apa yang dilakukan oleh Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu. Keluarganya mengabarkan bahwa Abdullah bin Umar tidak tidur sejak kemarin membagi-bagikan apa yang ada padanya hingga ia pulang dengan tangan kosong. Ketika kami bertanya kepada beliau, beliau mejawab, “Semuanya sudah aku dermakan kepada orang-orang fakir”.

Qatadah as-Sadusi

Qatadah bin Da’amah as-Sadusi, seorang tokoh tabi’in. Qatadah terbiasa mengkhatamkan Alquran setiap tujuh hari satu kali. Dan di bulan Ramadhan, beliau tingkatkan menjadi tiga hari sekali. Semangat beliau semakin bertambah ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, beliau mengkhatamkannya hanya dalam satu hari.

Az-Zuhri

Nama beliau adalah Muhammad bin Muslim az-Zuhri. Beliau adalah seorang tokoh tabi’in Kota Madinah dari kalangan Quraisy dan orang pertama yang menyusun hadits.

Diriwayatkan dari Abi az-Zanad bahwa ia pernah tawaf bersama az-Zuhri. Ia mengisahkan bahwa az-Zuhri tawaf dengan membawa catatan dan lembaran kertas untuk mencatat apa yang ia dengar (ilmu).

Umar bin Abdul Aziz pernah menulis surat edaran kepada para pejabatnya untuk memperhatikan keadaan az-Zuhri. Kata Umar bin Abdul Aziz, “Wajib bagi kalian memperhatikan Ibnu Syihab. Karena tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui sunnah dari pada dia”.

Apabila datang bulan Ramadhan, az-Zuhri meninggalkan membaca hadits dan berdiskusi dengan para penuntut ilmu. Beliau focus membaca Alquran langsung dari mush-hafnya.

Sufyan ats-Tsauri

Beliau adalah Sufyan bin Said ats-Tauri. Karena banyaknya hafalan haditsnya, beliau dijuluki amirul mukminin fil hadits (pemimpin orang-orang yang beriman dalam bidang hadits). Apabila Ramadhan tiba, beliau meninggalkan ibadah-ibadah sunnah, lalu serius dan focus pada membaca Alquran.

Sumber: islamstory.com

Oleh Nurfitri Hadi
Artikel www.KisahMuslim.com

Mengenal Diri untuk Mengenal Allah swt

       Imam Ali as dalam mengatakan, "Barang siapa mengenal dirinya, maka dia telah mengenal Tuhannya." Karena manusia yang mengenal sifat-sifat dan potensi dirinya, maka tidak mungkin dia meninggalkan introspeksi diri. Adapun selama manusia belum mampu mengintrospeksi dirinya, maka dia akan tenggelam dalam urusan materi dan hawa nafsu, serta tidak dapat mengenal alam spiritualitas dan Allah Swt.
      Selama manusia tidak mengenal dirinya dan mengetahui potensi serta kemampuannya baik secara fisik maupun mental, maka dia tidak akan mengetahui kedudukannya yang sebenarnya di alam semesta ini. Tanpa pengenalan diri, manusia tidak akan mengetahui mengapa dia diciptakan. Oleh karena itu, dia juga tidak akan dapat menalar kepribadian dan nilai-nilainya.
       Al-Quran menyebut manusia sebagai makhluk terunggul serta khalifah Allah Swt di muka bumi bahkan para malaikat pun bersujud kepadanya. Akan tetapi pada saat yang sama, Al-Quran juga menjelaskan kelemahan, ketergesaan, kesombongan dan ketamakan yang dimiliki manusia. Manusia memiliki potensi untuk berkembang dan sempurna, namun pada saat yang sama juga berpotensi menyimpang dan tergelincir. Manusia berada di antara dua pilihan untuk sempurna atau tersesat. Jika memilih untuk mencapai kesempurnaan, maka para malaikat tidak akan dapat menandinginya, namun jika memilih jalan kegelapan, maka manusia akan lebih hina dari binatang.
         Keyakinan bahwa manusia adalah makhluk paling unggul dan ada tujuan di balik pemilihan keunggulannya tersebut, akan menciptakan sebuah pengaruh pada dirinya. Dengan mengenal hakikatnya, manusia akan terdorong untuk mencapai kesempurnaan dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
        Pada awal penciptaannya dari setetes benih kecil dan tidak berarti, ketika masuk ke alam rahim, dengan cepat dia berubah dan sempurna secara fisik. Sperma yang tidak bernilai itu dengan cepat berubah menjadi manusia yang utuh. Menurut seorang pakar, "Kota yang besar ini dengan ribuan pintu dan gerbang yang menarik, ribuan pabrik, gudang, jaringan pipa, serta berbagai pusat kontrol, hubungan yang rumit dan berbagai tugasnya, pada sebuah sel, termasuk di antara kota terumit dan menakjubkan yang jika kita ingin membangun kota tersebut dengan kinerja yang sama, maka kita memerlukan puluhan ribu hektar, berbagai pabrik dan gedung serta mesin yang sangat rumit untuk mewujudkannya. Akan tetapi menariknya, alam penciptaan mewujudkan semuanya dalam ukuran 15 juta mikromilimeter."
          Jantung, ginjal, paru-paru, dan puluhan ribu kilometer urat dan cabangnya, bertugas menyalurkan air dan makanan untuk lebih dari 100 trilyun lebih sel dalam tubuh manusia. Manusia juga memiliki berbagai indera yang masing-masingnya merupakan tanda kebesaran Allah Swt. Lebih menariknya lagi, ini semua hanya satu bagian dari wujud manusia yaitu dimensi materi. Akan tetapi, ruh manusia hingga kini masih menjadi alam yang tidak dapat dinalar oleh akal. Oleh karena itulah, dengan sendirinya manusia mengucapkan tasbih dan pujian kepada Allah Swt atas kebesaran-Nya. Pengenalan hakiki manusia terhadap dirinya akan menggiringnya untuk mengenal Allah Swt yang merupakan wujud kesempurnaan mutlak.
       "Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan." (Luqman:20)
Di dalam suatu dalil dikatakan bahwa :

“Awwaluddin Ma’rifatullah” (Awal mula seseorang itu beragama, ialah mengenal akan Allah)”.

Dimana seseorang itu wajib hukumnya untuk mengenal akan Allah sebagai langkah awal menuju kesempurnaan beragama. Tanpa mengenal Allah maka Ibadah apapun yang dilakukan bagaimana mungkin bisa dikatakan sampai sedangkan Tujuan nya saja tidak diketahui. Karena itu sangatlah penting sekali pengenalan akan Allah itu di dalam kehidupan ini. Dengan Mengenal akan Allah maka akan dirasakannya Manis Lezatnya ke imanan, dirasakan khusyuknya dalam Amal Ibadah serta Ketenangan Jiwa akan mengalir di dalam dirinya. Menjadikan Pribadi yang ikhlas, sabar, tawakkal serta Ridho dalam menjalani Hidup. Tentu tiada kebahagiaan yang melebihi daripada kebahagiaan para Arif billah/orang yang mengenal akan Allah

Seandainya Allah Swt membukakan akan rahasia keagungan para Arif billah, maka niscaya orang-orang akan tercengang dan terheran-heran serta takjub dibuatnya. Karena Nur yang meliputi diri para Arif billah itu akan memancar menembus sampai ke langit ketujuh. Karena itu lah Allah menutup akan diri para kekasih-kekasihNya itu, sehingga tidak ada yang mengetahui tentang dirinya melainkan hanya Allah dan mereka-mereka yang sama-sama telah sampai pada maqom Ma’rifatullah tsb.

Adapun Manusia-manusia itu untuk sampai kepada pengenalan akan Allah (Ma’rifatullah) maka terlebih dahulu ia haruslah mengenal dirinya yang sebenar-benarnya.

“Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Robbahu” (Barang siapa yang mengenal akan dirinya yang sebenarnya niscaya kenal lah ia akan Allah).

Dan tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah :

Menundukkan Hawa Nafsu dengan memerangi kesyirikan, kekufuran, kemunafikan, kefasikan dan kemurtadan yang ada di dalam diri dengan menjauhi kesombongan, keingkaran terhadap kebenaran, kebodohan dan ketidak pedulian tentang kebenaran.
Apabila ia telah berhasil di dalam memerangi Hawa Nafsunya tadi maka ia akan di anugrahi Hidayah/petunjuk kepada jalan yang di Ridhoi Allah Swt yaitu jalan menuju kepada Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw, serta dilengkapi ia dengan sifat-sifat Muhammad Rosulullah Saw yaitu Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathonah serta menjadikan ia Sami’na wa atho’na.
Apabila ia tetap Istiqomah pada tahapan ke-1 dan ke-2 itu maka ia akan disesuaikan oleh Allah Swt dengan Hukum Sunatullah yang berlaku di dalam kehidupan ini. Maka tetapkanlah kesabaranmu di dalam Hukum Allah Swt itu. (Tawakkal/berserah diri kepada Allah dengan meyakini bahwa apa yang terjadi atas dirinya, itu semua Qudrat Iradat Allah Swt semata). Bersabarlah! Dan pasrahkanlah dengan sebenar-benarnya, dan berlaku kasih sayanglah kepada sesama Saudara Mu’min serta menjadilah Rahmat bagi Makhluk Allah Swt yang lain. Tetapi ingatlah!!!, sesungguhnya banyak di antara orang Mu’min Hamba-hamba Allah itu yang terlena di dalam tahapan ini, artinya mereka yang takjub dan hilang kesadaran dirinya karena sangat mempesonanya keindahan-keindahan dan kemuliaan-kemuliaan Allah Swt yang dinyatakan/ditampakkan oleh Allah berupa karomah-karomah membuat ia lupa akan Allah Swt yang menganugrahkan kelebihan-kelebihan itu sehinggan Karomah itulah yang menjadi maksud dan tujuannya. Lalu lupa ia kepada tujuan yang sebenarnya yaitu Allah Swt yang menurunkan Karomah itu. Maka jatuhlah ia kepada jurang kefasikan, kembali dikuasai oleh Hawa Nafsunya. “Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah………….”. Berhati-hatilah di dalam tahapan ini!!!!, tidak ada seorangpun yang selamat dalam tahapan ini melainkan mereka yang benar di dalam memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt, sehingga jadilah Allah sebagai penolongnya dan hanya Allah lah sebaik-baik penolong bagi orang-orang Mu’min.
Kemudian apabila ia telah sampai kepada tahapan itu dengan selamat dan ia senantiasa di dalam kesabaran serta selalu berhati-hati di dalam Musyahadahnya (Penyaksiannya), maka akan tersingkaplah segala Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw dengan sendirinya tanpa ia memaksakan kehendaknya untuk menyingkap tirai itu. Artinya ; Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw itu sendiri yang akan datang menjemputnya untuk di bawa naik (Mi’raj) menuju Alam yang tiada Batas dan dihampirkannnya kepada Kebenaran yang membawa Rahmat yaitu Nurun Ala Nurin sumber segala hakikat-hakikat yang ada termasuk Hakikat Diri atau Hakikat Muhammad. Lalu timbul lah kecintaan yang amat sangat dalam kepada Muhammad Rosulullah Saw, rindu yang tiada habis-habisnya dan diwujudkannya di dalam gerak dan diamnya dengan Sholawat dan puji-pujian kepada Rosulullah Saw. Kecintaannya yang sangat dalam kepada Rosulullah Saw terasa nikmat sekali dirasakannya, sehingga tiada nikmat apapun yang dapat menyamai kenikmatan cinta Rosulullah Saw. Racun kerinduan rela dan ikhlas diminumnya karena kemabukkannya tiada bandingannya. Kemabukkan cinta itulah yang mengahantarkan dirinya kepada Robbul Izzati untuk berkasih-kasihan memadu cinta yang telah lama terpendam.
Dengan tahapan-tahapan itu akan sampai lah ia kepada Memandang Zat Maha Mutlak yang tiada tara keagungan dan kebesaran-Nya, yang Esa dalam ke Esa annya, dimana segala sesuatu bergantung kepada-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tiada satupun yang menyamai-Nya.

Ketika para Pecinta Allah sudah asyik di dalam pandang memandang, maka Allah akan mendudukan ia pada “Maqom Muroqobah” sebagai jalan terbukanya Tirai “Kebenaran Hakiki/Mukassyafaturrobbani”. Itulah Akhir dari pada pengembaraan dan perjalanan dan Itulah Puncak segala Puncak kenikmatan dan kebahagiaan.

Maka sampailah ia kepada Hakikat di atas Hakikat yaitu Zat Maha Mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat dari segala apa pun tentang diri-Nya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Asyhadu Anlaa ilaa ha illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadurrosulullah.
     
 

Doa

1) اَلَّلهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا خَالِدًا مَعَ خُلُوْدِكَ، لاَ مُنْتَهَى لَهُ دُوْنَ عِلْمِكَ، وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا دَائِمًا لاَمُنْتَهَى دُوْنَ مَشِيْئَتِكَ، وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا لاَ اَجْرَ لِقَائِهِ اِلاَّ رِضَاكَ، وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا مَلِيًّا عِنْدَ كُلِّ طَرْفَةِ عَيْنٍ وَتَنَفُسِ نَفْسٍ، الَلَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى الِ اِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ، فِى الْعَالمَِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Ya Allah segala puji bagimu yang kekal dengan kekekalanmu yang tidak ada akir tanpa pengetahuanmu, bagimu segala puji tidak ada akirnya tanpa kehendakmu, bagimu segala puji tidak ada yang menyampaikannya tanpa ridhamu, bagimu segala puji yang diucapkan oleh setiap yang memiliki mata, dan setiap yang bernapas, ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada nabi muhammd dan keluarganya, sebagaiman engaku berikan kepada kesejahteraan Kepada Ibrahin dan keluargaanya, ya Allah berkatilah nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engakau berkaiti Ibrahim dan keluarganya, bagimulah segala pujian yang mulia dialam semasta ini.

2) اَلَّلهُمَّ اجْعَلْ سَرِيْرَاتِيْ، خَيْرًا مِنْ عَلاَنِيَتِيْ، وَاجْعَلْ عَلاَنِيَتِيْ صَالِحَةً، اَلَّلهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ مِنْ صَالِحٍ مَاتُؤْتِى النَّاسَ مِنَ المْاَلِ، وَاْلاَهْلِ، وَالْوَلَدِ، غَيْرَ ضَالٍ، وَلاَ مُضَلٍّ

Ya Allah, jadikanlah yang tidak nampak dariku lebih baik dari pada apa yang nampak, dan jadikanlah yang nampak dariku menjadi kebaikan, ya Allah aku meminta dari kebaikan yang engkau berikan kepada manusia dari harta, keluarga, anak yang tidak sesat dan menyesatkan

3) اَلَّلهُمَّ اقْذِفَ فِي قَلْبِيْ رَجَاءَكَ، وَاقْطَعْ رَجَائِيْ عَمَّنْ سِوَاكَ، حَتَّى لاَاَرْجُوَ اَحَدًا غَيْرَكَ، فَاَنْتَ مَوْلاَيَ وَوَلِيِّي فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ، يَاذَا الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ، اَلَّلهُمَّ اجْعَلْنِيْ اُعَظِّمُ شُكْرَكَ، وَاَكْثَرُ ذِكْرَكَ، وَاَتَّبِعُ نَصِيْحَتَكَ، وَاَحْفَظُ وَصِيَاتَكَ

Ya Allah isilah hatiku dengan pengharapan kepadamu, dan putuskanlah harapanku selain dari engkau, hingga aku tak mengharapkan seorangpun selainmu, engkaulah tuhanku, dan pembimbingku dunia dan akiriat, wahai yang memiliki kemulian dan keagunggan, ya Allah jadikanlah aku banyak bersyukur kapadamu, berzikir dan mengikuti nasehatmu, dan menjaga wasiatmu

 (4) اَلَّلهُمَّ اَنْتَ رَبِّي لاَ اِلَهَ  اِلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِيْ، وَاَنَا عَبْدُكَ، وَاَنَا عَلَى عَهْدِكَ، وَوَعْدِكَ، مَا اسْتَطَعْتُ، اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَاصَنَعْتُ، اَبُوْأُ بِنِعْمَتِكَ عَلَى، وَاَبُوْءُ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْلِيَ، فَاِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ

Ya Allah, engkaulah Rabbiku, tidak ada tuhan selainmu, engkau yang menciptakanku, aku hambamu, aku berada dalam genggamanmu, sungguh aku tak mampu, aku berlindung kepadamu dari keberukan yang ku lakukan, aku sombong dengan nikmatmu, aku sombong denga dosaku, maka ampunilah aku, sungguh tidak ada yang mengapuniku selain engkau.

5) اَلَّلهُمَّ اَنْتَ رَبِّيْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ  اَنْتَ، عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَاَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، مَاشَاَ اللهَ كَانَ، وَمَا لَمْ يَشَاْ لَمْ يَكُنْ، وَلاَ حَوْلاَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِااللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ، اَعْلَمُ اَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَاَنَّ اللهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا، اَلَّلهُمَّ اِنِّي اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةِ، اَنْتَ اَخِذٌ بِنَاصِيَاتِهَا، اِنَّ رَبِّيْ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

Ya Allahو engkaulah tuhanku tidak ada tuhan selain engkau, kepadamulah aku menyerah, engkaulah tuhan Arasy yang agung, apa yang engkau kehendaki jadi, dan apa yang tidak engkau kehendaki tidak akan jadi, tiada daya tiada upaya kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, aku tahu bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas segalanya, dan aku tahu Allah mengetahui segalanya, Ya Allah aku berlindung dari keburukan nafsuku, dari keburuk semua yang melata, engkaulah yang menentukannya, sesungguhnya tuhanku adalah benar

6) اَلَّلهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَاجِلِهِ، مَاعَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَالَمْ اَعْلَمُ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَاَجِلِهِ، مَاعَلِمْتُ مِنْهُ وَمَالَمْ اَعْلَمُ

Ya, Allah berikanlah seluruh kebaikan kepadaku, yang cepat atau lambat, baik yang ku ketahui atau tidak dan aku berindung kepadamu dari seluruh keburukan, yang cepat atau lambat, baik yang aku tahu atau tidak

اَلَّلهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرٍ، مَاسَأَلَكَ بِهِ عَبْدُكَ، وَنَبِيُّكَ، مُحَمَّدٌ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَااسْتَعَاذَ بِهِ عَبْدُكَ، وَنَبِيُّكَ، مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Ya Allah, berikanlah kebaikan kepadaku, apa saja yang telah diminta oleh hambamu, dan nabimu Muhammad Saw

اَلَّلهُمَّ اِنِّي اَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ، وَمَايُقَرِّبُنَا اِلَيْهِ مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ، وَاَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ، وَمَا يُقَرِّبُنَا اِلَيْهِ مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ، وَاَنْ تَجْعَلْ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ اِلَيَّ خَيْرًا

Ya Allah jadikan aku sebagai penghuni surga, dan segala yang mendekatkan ku pedanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung dari nerakamu, dan dari segala yang mendekatkanku kepadanya, dari perkataan dan perbuatan, dan jadikanlah setiap ketetapan yang engkau tetapkan kepadaku menjadi baik

7) اَلَّلهُمَّ اجْعَلْ خَيْرًا عُمْرِيْ اَخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِ خَوَاتِمَهُ، وَخَيْرَ اَيَّامٍ يَوْمَ اَلْقَاكَ

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akirnya, dan sebaik-baik amalku pada penghabisanya, dan sebaik-baik hari , hari aku bertemu denganmu

Dahsyatnya Sholat

Jiwa manusia seringkali dilanda berbagai penyakit seperti gelisah, resah, marah,atau takut yang berlebihan, dan juga putus asa. Manusia punya kecendrungan untuk berkeluh-kesah ketika menghadapi keaulitan atau musibah dan bersikap abai serta tidak bersyukur ketika mendapat kebaikan. Semua itu mwrupakan penyakit yang dapat mengotori kesucian jiwa. Allah tidak akan mengangkat penyakit itu kecuali dari orang yang senantiasa mendirikan shalat. Orang yang taat mendirikan shalat secara khusuk dan penuh ketundukan kepada Allah niscaya akan terbebas dari penyakit hati itu, karena ia selalu berusaha menyucikan hati dan jiwanya agar bisa terus terhubung kepada Allah Yang Maha Suci. (Dr. Jamal Elzaki dalam Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah)

Jumat, 18 Juli 2014

Suara Hati dalam Penantian

Semilir risau bertengger di tepian hati.
Yang kini ingin tergores dalam tataran aksara baca.
Bukan hanya sekedar menjadi kembang yang dihisab kumbang lalu terbang.
Perihal hati dan sangkar yang akan mengurung dari segala nista.
Sandaran yang menyamankan tuk beribadah.
Sayap yang membumbungkannya ke ridho Allah.
Begitulah bintik-bintik cerca yang melambai dan menderas.
Kau ingin yang bagaimana ?
Jika hanya harta, maka aku akan hina puan.
Jika hanya rupawan, maka kelak ia kan mengerut dan lisut hingga liang lahat.
Jika hanya jabatan, maka aku hanya budak dunia.
Kado yang kudamba isinya sholeh, bukan apa-apa.
Dinda tidak menolak yang situ anggap sempurna dalam kaca mata dunia.
hanya menginginkan yang didamba.
Allah telah menetapkan penantian panjang karena sesuatu yang penting.
Agar mempertemukan dengan yang akan membawa mu pada-Nya.

Sabar itu lebih indah, maka selimuti ia dalam keseharian.
Takwa itu lebih menawan, maka jadikan perhiasan dalam penantiaan.
Semua dicipta berpasangan, ada atau tidak di dunia itu urusan Tuhan.
tugas dinda hanya menjadi pengabdi yang tulus menjalankan titah-Nya