Minggu, 04 Maret 2018

5 Hari Move On

Satu hal paling berat di era sosmed ini adalah melepas diri darinya. Sudah satu tahun berhasil gak buka FB itu prestasi banget buat aku. Why? Karena wanita yang suka baper itu lebih terjaga  dengan berjauh diri dari yang bisa membuka tameng fitnah dirinya. Bisa plong banget. Terus hampir satu semester bisa lepas dan hapus akun IG. Itu sehari sampai hitungan Minggu beratnya minta ampun. Alhamdulillah bisa lepas juga. Cuma diri yang bisa mengendalikan dan tahu kapasitas dalam manajemen hati. Nah, sekarang baru bisa 5 hari move on berlepas dari WA. Wkwkwk.

Haduh, lagi belajar tak bergantung pada sosmed sebenarnya. Karena sudah jadi penyakit. Sebentar-sebentar pengen buka hp. Ah, nyebelin banget. Pengen hijrah... sebentar-sebentar buka Quran. Pengen candu berdekatan sama Allah bukan sama sosmed.

Nona...kuat ya !!!
Siapa yang meninggalkan satu hal tak manfaat karena Allah, pasti Allah ganti dengan yang lebih baik.

Yang tulus, ke langit doanya tembus. Yakinlah...lalu perbaiki terus yakinnya ya sayang.

Tinggalkan karena Allah, karena didepan ada yang lebih baik, bukan baik dalam versi kamu tapi baik dalam pandangan Allah. Sungguh apa-apa yang disisi Allah jauh lebih baik. Renggut lah yang ada di sisi Allah, sebab yang kau tuju adalah Allah. Pasti berkah, pasti selamat, pasti beruntung.

Nona...skip add hal-hal yang tidak penting. Hayok kembali fokus menciptakan momentum berharga dalam hidupmu yakni menjadi setaat-taat hamba dan sebaik KhalifahNya di muka bumi.

Semangat move on ya hati...
Semangat tak kembali lagi...
Semangat menyongsong yang lebih baik...
^_^
Takbir Sholihah tangguh !!!
Allahu Akbar !!!

Ya Rabbi

Ya Rabbi...rindu
Sangat.

.
.
.
(Hening)
.
.
.
Wahai hambaKu...
Bersabarlah sedikit lagi
.
.
.
(Senyum)
.
.
.
Tidak akan pernah  kuat sang hati, kecuali Allah yang menguatkan. Sepenuh tekad pun berjuang tuk kuat, pasti lemah kecuali Allah beri kekuatan. Nona, kuatlah dengan meminta pada-Nya untuk kuat.

Sabtu, 03 Maret 2018

Tanda Matinya Hati

Di antara tanda-tanda  matinya hati adalah  tidak adanya kesedihan setelah terlewatkan kesempatan beramal taat, dan tidak ada penyesalan terhadap suatu pelanggaran yang engkau lakukan.
-Syekh Ibnu Atha'ilah al-Iskandari

Bergerak hingga tak Berdetak

Nona...
Jangan lupa untuk terus bergerak. Sempurnakan satu pergerakan untuk menuju pergerakan lain yang penuh kebaikan dalamnya.

Bergeraklah dalam keadaan malas atau pun semangat. Karena dalam tiap gerak ada keberkahan.

Senin, 26 Februari 2018

Laa Tahzan

Larihlah kamu kepada Allah.
Jika kamu sedang merasa jauh dari Allah.
Mukmin tidak merasakan kesedihan.
Mukmin tidak merasakan rapuh.
Allah gak rela kamu sedih, Allah gak rela kamu patah, Allah gak rela kamu meneteskan air mata, Allah gak rela hati kamu remuk.
ALLAH GAK RELA.
Kemudian Allah firmankan "Laa Tahzan, kamu jangan bersedih, kamu hambaKu, kamu kesayanganKu, kamu Aku muliakan, kamu Aku berikan nikmat, kamu Aku berikan kasih sayang, kamu Ku lindungi...LAA TAHZAN"

Ustadzah Haneen Akira

Senin, 19 Februari 2018

Jangan Merasa

Jangan pernah merasa telah banyak berbuat. Karena pada hakikatnya Allah yang memudahkan diri untuk melakukannya. Juga jangan pernah merasa berbuat baik. Karena esensinya kebaikan itu dari Allah, diri itu hanya diuji untuk jadi  jalan kebaikan bagi orang lain.

Untitled

Nona sayang...
Semoga malam ini rahmat Allah selalu menyelimutimu, mengelus lelahmu yang seharian ini ngejar-ngejar dosen. Wkwkwk

Jadi teringat kejadian tadi pagi, saat berpapasan dengan seorang dosen Profesor ternama. Qadarullah naik satu lift dan beliau meminta bantuan sesuatu hal ke aku. Duuh, seneng banget bisa bantu orang luar biasa sekaliber beliau. Sepanjang jalan bersama beliau banyak cerita tentang pengalaman hidupnya termasuk tentang suaminya yang mengalani demensia (pikun).

Bukan untuk menceritakan aib suaminya, tapi lebih pada menjelaskan hikmah. Satu hal yang esensial banget aku dapatin yakni tentang janganlah menggadang-gadangkan kehebatan diri. Dulunya suami beliau juga dosen di kampus ternama dan begitu berprestasi. Beberapa kali keliling dunia karena karya dan pretasinya. Sayangnya, beliau terlampau larut dengan dunia akademisi dan melewati hal paling penting dalam hidup ini yakni ketenangan hati. Selama berkecimpung di dunia edukasi kampus dan  tugas negara, hanya fokus mengejar karir dan martabat sampai mungkin menjadi mengagung-agungkan diri sendiri dan lupa pada Yang Maha Hebat.

Hingga pada akhirnya, satu persatu tanda cinta Allah mulai hadir dihidupnya. Mulai diuji dengan hipertensi, penyakit akut lainnya, hingga alzameir. Sekarang jangankan untuk bisa mengajar, bisa ingat jalan pulang saja Alhamdulillah.

Ya Rabii...
Aku langsung tersadar. Segenap ikhtiar di dunia akademisi ini tak akan pernah berarti kecuali bisa menjadikan diri lebih dekat ke Allah dan makin ikhlas untuk menebar sebanyaknya manfaat bagi sesama.

Nona...jangan tergiur oleh dunia yang 1% ini dan melewati balasn 99% di sisi Allah. Tetep istiqamah ya ciin.