Senin, 03 Oktober 2016

Menyemangati Semangat


Setiap waktu yang terbuang sia-sia akan menjadi jeda untuk meraih  masa depan yang hebat  atau menjadi pemutus jalan menuju pencapaian impian itu.

Dahulukan Allah maka Allah akan dahulukan semua urusan mu!
Harus yakin bahwa Allah Maha Mensyukuri sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan.
Terlebih jika  kita yang tengah  berjuang untuk memperbaiki diri demi  perbaikan masa depan.
Bukan sekedar masa depan di bumi namun masa depan setelah bumi ini luluh lantak.

Semangat menyemangati untuk menyemangati semangat !

Belajarlah yang tekun jadilah yang cerdas
Kuatkan ketauhidan jadilah yang ikhlas
Kuatkan kesabaran jadilah yang istiqamah

'

Allahumma amin ya Mujib

Bismillah...

Semoga jawaban do'a mu adalah aku dan kamu  adalah jawaban do'aku.
Teruslah berdo'a..

Namun jangan mencari ku dan aku tak mau mencarimu, kita percaya bahwa Sehebat apapun kita mencari titik temu  hingga jerih menyitakan lelah tidak akan pernah bersua jika kehendak-Nya belum merestui. Maka aku akan terus belajar memantaskan diri, kamu juga kan? Orientasi memantaskan diri kita bukan karena kita berkeinginan saling memiliki, tapi  karena  kita ingin bertemu di titik terbaik diri kita dalam penilaian-Nya.
Agar Dia hadirkan  kamu sebagai pelengkap terbaik imanku, agamaku dan sebaliknya.

Saat dimana kita akan saling menguatkan rindu untuk melihat wajah-Nya dan berjuang penuh untuk mampu menikmati kebersamaan hingga ke taman syurga.
Sebelum semua menjadi ketetapan, kita bisa saling menguatkan dengan mendekat diri kepada Allah, totalitas berserah, sepenuh yakin, sekuatnya sabar, dan seluas-luasnya kesempatan dipergunakan untuk kebaikan dan perbaikan.
Semoga kita bukan sekedar untuk dipertemukan. Karena pertemuan belum tentu menjadi satu. Tapi penyatuan adalah keniscayaan pertemuan terindah.
Semoga al-Qur'an selalu menghiasi hati, lisan, akhlak, dan sekujur waktu kita, kini hingga kelak titik satu itu kian membuat kisah-kasih kita bersama al-Qur'an terus memuncak.

Kelak, perbincangan kita bukan soal manajemen finansial keluarga tapi manajemen finansial umat. Hari-hari yang kita habiskan tidak tentang kemakmuran keluarga tapi kemakmuran umat. Karena kita bersama telah menyerahkan seluruhnya kita untuk-Nya dan untuk mengharumkan nama-Nya. Hingga apapun deru gelombang yang menghantam bahtera kita, rahmat-Nya mampu setia  menyearahkan layar bahtera kita kepada visi besar yang ingin kita perjuangkan bersama dalam suka dan duka.
Selamat bertemu di ruang ketaatan, dimensi terbaik untuk menyatukan dua visi menjadi satu visi cinta yakni memperjuangkan  ridho-Nya. Titik harapan yang baik  untuk merealisasikan sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Untuk mu, masa depanku
Dari aku, masa depanmu

Semoga baik-baik saja kamu disana, di entah mana dan siapa.

Belumkah masanya?

Belum datangkah masanya, hati itu tunduk pada Penciptanya?
Entah kapan kita merenung, siapa kita ini sebenarnya.
Tarian nafsu terus saja berkelabat menebas rindangnya kesucian qalbu.
Dunia terasa begitu abadi dan mempesona.
Lalu pada-Nya abaikan saja
Na'udzubillah...

Kemana lagi akan lari bila nadi tak lagi berfungsi?
Biar pun kenikmatan merajalela, duh...tubuh telah enggan tuk merasa.
Yang dikejar ternyata adalah fana.
Sebab tujuan telah salah arah, terjerembab pada dunia jadilah nelangsa nestapa.

Sudahkah tiba masanya hati itu untuk kembali?
Mengeja makna diri dihadapan-Nya, apakah muslim, mukmin, muttaqin, muhsin, mukhlis  dan khalifah?
Dunia tak lama, hati itu rindu kembali.
Penuhi panggilan-Nya, kembalilah.
Jalan menuju Allah selalu dekat, karena Allah tak pernah jauh.

Ittaqillah !
Semoga ketulusan menjadi bingkai terindah dalam segala sesuatu.

#selfremainder