Jumat, 27 Maret 2015

Tentang Waktu dan Aku

   Ini tentang realitas waktu. Entah darimana aku harus memulainya, bagian mana dulu yang mesti ku kuliti.Sedang yang ku dekap saat ini adalah bersamanya. Bisakah ku eja bahwa waktu itu adalah kehidupan ?.Perjalanan yang dirasa begitu ringkas dalam hari-hari, membawa penuh akal ku tuk menelaah, ada apa dengan waktu ?Pengulangan episode demi episode terus lahir dan menjelma di sekujur peradaban hanya saja dalam pernak-pernik yang beda. Kembali ku hela nafas panjang memikirkannya. Seolah resultan energi yang ada padaku total tersita hanya untuk melakoni waktu sedang aku lebih banyak keliru untuk peran yang baik. Ini terlalu filosofis.....

     Lalu ada lagi yang aneh dalam waktu, faktanya ia dibangun dari item siang dalam malam.Pada akurasi yang pas dan ideal dalam menyokong penghidupan makhluk di seantero bumi. Begini firman Allah, '....Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang..."(al-Muzzammil:30). Sip bukan ? semua itu ada yang mengaturnya. Tuhan mu, Tuhan ku, Tuhan seluruh alam semesta ini. Huwallah, al-Ahad, Allah azza wa jalla. Diatur untuk tujuan yang tepat. Apa ?ternyata kembali pada muara nan agung yakni, 'Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.'

      Terbayang seuntaian do'a yang pernah dihanturkan oleh Abu Bakar ra,' Wahai Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan kami dalam kesengsaraan, janganlah Engkau siksa kami secara tiba-tiba, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang lalai'. Tentu orang-orang yang paling berisiko mengalami kerugian dan kegagalan adalah orang-orang yang lalai. Tentu bahagia hidup ini jika satu kali, berarti, lalu mati. Dalam artian satu kali yang berarti bisa jadi kehidupan yang berkualitas dari sisi penilaian dunia untuk akhirat. Setiap kali fajar menyingsing, maka hari berseru,'Wahai manusia, aku adalah makhluk yang baru, menjadi saksi atas amalmu, maka ambillah bekal dariku, karena aku tidak akan kembali hingga hari kiamat'. Sungguh histeriskan sukma orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Rabbnya.

       Terkadang banyak dari kita sudah tau, bahwa Rasulullah saw telah memberikan arahan kepada umatnya tentang nilai waktu dan cara memanfaatkannya. Kelengahan akibat rutinitas duniawilah yang menggerus niat untuk mempelajari dan mengamalkannya. Disamping oleh bisikan dari setan yang tak henti menyesatkan, sebenarnya sih simpel kan kalau memang tantangannya pada setan. Bukankah Allah telah menyatakan jika setan menggodamu maka berlindunglah pada Allah, sebab Dia Maha Mendengar lagi Maha mengawasi segala ciptaan-Nya. Iya...dengan menulis dan merenungi hal ini menjadikanku sadar kembali.

      Kini dihadapanku setiap hari, ada waktu pagi, siang, sore, dan malam. Saat ini bisa menjadi pengangkatan derajat kemuliaanku di hadapan Allah atau sebaliknya, tergantung pada apa yang telah ku perbuat dalam mengisi ruang-ruang waktu. Aku pun mengharapkan keberkahan dari waktu dan kebaikan di dalamnya, sebab takkan bergeser kakiku di hari kiamat sehingga Allah bertanya tentang umurku untuk apa ku habiskan. Rasanya terlalu pedih jika kurincikan garis-garis waktu yang kulalui dalam kelalaian. Aku mau berbenah.....

      Agaknya mulai waktu kedepan, aku lebih berhasrat mengikuti cara hidup orang-orang yang nasibnya dimuliakan Tuhan. Jelas agar kehidupanku lebih mulia di hadapan-Nya. Aku harus meminimalisir kebiasaan jelek, khawatirku ia memudarkan keyakinan dalam diri akan potensi dahsyat yang mampu menghebatkan masa depanku. Ah... semua hanya tentang siapa yang cerdik memanfaatkan waktu maka dia lah pemenangnya. Jika pembesar-pembesar dalam catatan sejarah memiliki waktu 24 jam sama kan dengan kita, lalu mengapa variabel yang dihasilkan berbeda ?. aku tak peduli alasannya lagi. Menggelar aksi itu lebih baik, sebuah tekad yang membumbung keangkasa, ikhtiar yang tak habis-habis, do'a yang tak putus-putus, dan tawakal penguat hati, lebih menjanjikan dari menunda-nunda. Aku ingin pula namaku tertoreh dalam tinta emas sejarah peradaban, sebagai "Muslimah yang Berkontribusi Cetar untuk Menghantarkan Manusia kepada Ridho Allah." Amiiiiin......




Tidak ada komentar:

Posting Komentar